CONTOH PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA SECARA BAIK DAN BENAR
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
persatuan yang dimiliki bangsa dan orang-orang Indonesia. Bahasa tersebut mulai
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sejak Indonesia itu mengalami zaman
kerajaan, penjajahan sampai zaman yang begitu pesat teknologi dan komunikasi
ini, serta telah mengalami beberapa perubahan kalimat ejaan yang disempurnakan.
Masyarakat Indonesia itu sendiri di didik dan diajarkan penggunaan bahasa yang
baik serta tata cara penuturan ucapan dimulai sejak menduduki bangku Sekolah
Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Dan perlahan seiring berjalan waktu
masyarakat pun dapat memahami isi tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
Dalam situasi formal atau resmi ini
bahasa Indonesia yang digunakan seperti dalam jurnal ilmiah, karya tulis
ilmiah, surat resmi, pidato resmi, dan penulisan skripsi dan lain-lain, semua
bentuk komunikasi tersebut harus sesuai dengan EYD, sedangkan dalam situasi
informal digunakan bahasa Indonesia yang digunakan seperti dalam pembicaraan
antara penjual dan pembeli di pasar, berbicara dengan orang disekitar
lingkungan, dan berbicara dengan teman sebaya. Itu merupakan bentuk komunikasi
yang tidak harus sesuai dengan EYD.
Contoh penggunaan bahasa situasi
resmi dan non resmi:
·
Contoh
ragam resmi adalah “Saya sudah menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.”
·
Contoh
ragam tak resmi adalah “pr itu sudah aku
selesaikan.”
Jika bahasa sudah baku atau standar,
baik yang ditetapkan secara resmi lewat surat putusan pejabat pemerintah atau
maklumat, maupun yang diterima berdasarkan kesepakatan umum dan yang wujudnya
dapat kita saksikan pada praktik pengajaran bahasa kepada khalayak, maka dapat
dengan lebih mudah dibuat pembedaan antara bahasa yang benar dengan yang tidak.
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku
itulah yang merupakan bahasa yang benar.
Pemanfaatan ragam yang tepat dan
serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut
bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu
perlu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam
baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil
bila dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang lain kita menggunakan kata
baku seperti ini:
1) Permisi Bapak, Apakah masih tersedia
tempat kost yang kosong di tempat kost Bapak?
2) Permisi ibu Yu, saya datang mau
mengambil pesanan sayuran yang dipesankan oleh ibu saya tempo hari.
Contoh di atas
merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, alangkah tidak baik dan
tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu.
Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
3) Pak, kosan yang kosong nya masih ada?
4) mbak yu, pesanan sayur dari ibu ku
mana..?
Sebaliknya, kita
mungkin berbahasa yang baik, tetapi tidak benar. Frasa seperti "ini
hari" merupakan bahasa yang baik sampai tahun 80-an di kalangan para
makelar karcis bioskop, tetapi bentuk itu tidak merupakan bahasa yang benar
karena letak kedua kata dalam frasa ini terbalik.
Karena
itu, dianjurkan agar kita paham dan mengerti dalam"Berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar" yang dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.
Ungkapan "Bahasa Indonesia yang baik dan benar" mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran dalam
kehidupan kita sehari-hari kelak.
CONTOH FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI
Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi
sosial. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada
penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan
keinginan dapat disampaikan melalui bahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang
jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa, maka kita dapat memahami
karakter, keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial,
pergaulan dan adat istiadat manusia.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan
sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan
identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita,
pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan
kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa
maupun sebagai diri sendiri.
Contoh
lain dalam penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi ialah berupa bentuk tutur
kata badan, bentuk suara, tulisan-tulisan, lukisan maupun gambar diantaranya:
·
Melambaikan
tangan kepada orang lain berarti untuk menyampaikan salam.
·
Simbol
dan tata aturan lalu lintas dijalan dan lingkungan sekitar seperti: Selain
tamu, Dilarang Parkir ditempat ini!, Sampai Rambu Berikut
·
Adzan
yang berkumandang bertanda bahwa semua umat muslim bersegera melakukan ibadah
shalat.
·
Alat
komunikasi seperti Handphone/Smartphone yang dapat melakukan panggilan suara
terhadap orang lain.
·
Alarm
di sebuah Desa, tanda terjadinya sebuah musibah seperti Kebakaran, Gempa Bumi
dll.
·
Gambar
peta, map dan gps, sebagai penuntun dan penunjuk arah jalan.
Maka dapat kita
ketahui bahwa fungsi bahasa sebagai komunikasi tidaklah menggunakan satu bahasa
tetapi berbagai bahasa.
http://nadaaviana95.blogspot.co.id/2014/09/fungsi-bahasa-secara-umum.html
http://mchilhmrj.blogspot.com/2014/10/pengertian-isi-dan-contoh-penggunaan.html
-
http://manado.tribunnews.com/2014/07/31/tajuk-tamu-fungsi-bahasa